Rabu, 12 Juni 2019

Dholim Melalui Harapan

Semua kebohongan kebohongan yang telah diperbuatpun tampak silih berganti dari segalah arah. Dan entah mengapa aku selalu dapat menerkanya jika itu suatu kebohongan. Bosan, main-main, bingung, adanya orang lain, dan lain sebagainya. Bahkan aku paham landasanmu berbohong.

Bagiku, kebenaran selalu muncul dengan sendirinya walau aku tidak sedang mencarinya. How can that happen? Akupun tak paham. Tapi bukankah kebohongan selalu terasa mengganjal dalam feel everyone?

Mungkin kebiasaan jujur dan kecintaan terhadap sharing yang menuntunku mengetahui setiap anomali dari kebohongan. Atau ini adalah kuasa sang maha adil yang sedang menampakkan keadilanya terhadap orang yang didholimi.

Mungkin timbul pertanyaan "apa hubunganya dholim dan bohong?" Demikianlah mungkin. Sangat erat. Berbohong yang berujung pada dholim. Ketika kita berbohong maka akan menimbulkan harapan positif yang besar. Padahal nyatanya harapan itu adalah kebohongan. Harapan positif yang didambakan adalah harapan bohong yang bersifat seperti bom waktu. Hanya tinggal menunggu waktu ledaknya untuk menyakiti perasaan orang yang tertipu. Tentu menyakiti seseorang adalah kategori dholim.

Saya yakin kita sepemahaman dalam hal dholim. Sesama orang iman itu haram darahnya,  hartanya, rahasianya, perasaannya, hak asasinya, keluarganya. Ini adalah sabdanya salah satu suritauladan dimuka bumi. Beliau menggunakan kata "haram" yang sarat akan makna sangat dilarang dan berimbas terhadap akumulasi dosa pribadi.

Dalam kesempatan tulisan saya kali ini saya dapat simpulkan bahwa. Dholimpun bisa dalam bentuk harapan. Tentu harapan ini erat kaitanya dengan perasaan. Jangan hobi memberikan harapan jika komitmen saja masih sulit. Kasihanilah orang lain. Jangan rusak harapan-harapan mereka dengan kebohongan, jangan rusak mimpi-mimpi mereka karena kebingungan pribadimu, jangan renggut waktu mereka karena ketidak pastianmu, jangan jadikan mereka sebagai penghiburmu ketika kamu bosan dan membuangnya ketika ada yang lain, jangan jadikan mereka koleksimu.

Tuhan menjadikan hati manusia sebagai raja yang merajai seluruh jasad. Ketika kamu berhasil menyakiti hatinya, maka hakikatnya jasadnya lah yang kamu sakiti. Hati setiap orang diciptakan dalam keadaan rapuh (kecuali orang yang sudah mati rasa atau orang berhati keras) Sangat mudah dihancurkan, dirusak, dan disakiti.

Mari kita berempati. Allah telah memberi kita sifat baik bernama empati secara gratis. Mengapa kita tidak mensyukuri dengan menerapkannya dalam kehidupan yang sementara ini.

0 comments: