Kata
orang (lebih tepatnya teman sih) dengan menulis dapat menjernihkan
kepala yang sumpek. Jadi saya menulis tulisan ini deh. Siapa
tahu bisa jernih beneran
(walaupun sebenarnya emang doyan nulis)
Ceritanya
abis jum’atan nih. Mumpung masih bersih, rapi, dan wangi. Sepulang
jum’atan saya putuskan untuk mampir ke Kampus dulu deh. Semenjak
semester akhir saya sangat jarang bahkan tidak pernah mengunjungi
kampus.
Sesampai
di Kampus, saya melihat fenomena “Campus Seldom event”,
yaitu kejadian-kejadian yang sangat jarang terjadi di Kampus saya.
Saya melihat banyak terop nikahan yang didirikan
berbaris-baris memanjang menutupi muka kampus dan ternyata sampai
wilayah dalam kampus (Btw bahasa indonesianya terop tuh apa
sih? . . . hehe). Manusia bernama mahasiswa pun sangat banyak
berkeliaran tidak seperti biasanya. Sempat saya menduga bahwa pasti
ada acara anak rektor lagi nikahan di Kampus.
Saya ngobrol
dengan tukang parkir langganan saya.
“Ya ampuuun,
Rame banget nih kampus, cak” (maksud saya ramenya gak kaya’
biasanya).
“Wisuda
Luck!” sahut tukang parkir.
“Loh, berarti
wisudanya anak-anak angkatanku, cak!”
“Gak tau
luck, pokoknya angkatan 2012”
“Iya cak, itu
anggkatanku” sambil lari ngacir menuju kantor jurusan.
Saya
betul-betul tidak tahu kalau ankatan saya sudah harus wisuda.
Sesampainya di Kantor kajur. Saya memeriksa dengan seksama papan
pengumuman. Dan berdasarkan papan pengumuman yang saya rabah-rabah
(untuk memastikan nama saya tertera) ternyata saya adalah salah satu
mahasiswa yang diputuskan oleh dekan harus melakukan wisuda pada
gelombang pertama.
***
Karena
saking bingungnya saya bertanya banyak hal mengenai acara wisuda
gelombang satu kepada semua teman-teman dan orang-orang yang baru
saya kenal. Saya bertanya mulai syarat ikut wisuda, kelengkapan
berkas, beberapa format-format, dll. Hufs, Syukurlah saya
sudah nyiapkan semua berkas-berkas untuk kelenkapan wisuda. Padahal
saya tidak tahu apa saja berkas yang harus saya siapkan. Baru ngeh
fungsi primpen (primpen bahasa indonesianya naon
teh?).
Alhamdulillah,
saya bisa melengkapi semua keharusan untuk mengikuti wisuda gelombang
pertama—Iya, semua!—Kecuali bayar biaya wisudanya ._. (please let
me alone). Untuk urusan kelengkapan administrasi yang satu ini
ujung-ujungnya saya harus menunda wisuda gelombang pertama dan
mengikuti gelombang berikutnya.
Nb:
serasa percuma punya sifat primpen kalau harus deficit
terus . Segini saja lah
nulisnya, jadi baper kepikiran deficit. T.T Belum lagi
teriakan-teriakan para pembaca setia blog saya tentang ketidak
pahaman mereka dengan kata-kata Primpen dan Terop.
Sampai di sini dulu ya readers, thanks for read. Sampai jumpa
ditulisan-tulisan tidak penting saya berikutnya.
Udah
deh, gak usah ngeyel tanya artinya Primpen dan Terop. :p
udah dipamitin juga.