Pernahkah
anda menjumpai pengajar yang tidak mengerti tentang ilmu keguruan
dan ilmu pendidikan? Saya yakin sebagian dari anda pernah
menjumpainya. Dan pengajar seperti ini sangat tidak layak untuk
mengajar. Kebanyakan dari mereka adalah para lulusan murni yang tidak
pernah memahami tentang Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Saya pernah
mendengarkan ucapan salah seorang dosen saya yang tidak memahami
keguruan dan pendidikan, beliau berkata kurang lebih seperti berikut.
“ilmu keguruan dan
ilmu pendidikan itu tidak penting dipelajari, karena keadaan kita
setiap mengajar sangat berbeda dengan buku. Saya beri sedikit contoh,
ada pasien ‘A’ sakit panas. Oleh dokter diberi obat jenis ‘Z’
dan cocok. Kemudian ada pasien B sakit panas juga, oleh dokter diberi
obat jenis ‘Z’ ternyata tidak cocok! Padahal menurut buku
harusnya cocok. Jadi tidak perlu dipelajari kan! Cukup kondisional
saja.”
Entah
beliau sadar atau tidak, semua mahasiswa yang beliau ajar adalah
mahasiswa keguruan dan jelas mereka mempelajari ilmu pendidikan.
Alhasil sebagian mahasiswa ada yang senyum kecut, mengernyitkan dahi,
berbisik ke teman sebelah, pandangan kosong (mungkin karna percaya
dengan ucapan dosen dan berpikir kesia-siaannya belajar ilmu
pendidikan), dll. Pada pertemuan selanjutnya teman-teman saya hanya
masuk kuliah untuk menggugurkan kewajiban memenuhi SKS saja. Lalu apa
yang teman-teman saya lakukan di kelas? Setahu saya hanya melamun,
main HP, dan lain-lain sesuai dengan kekreatifan teman-teman saya
menghibur diri di kelas.
Terserah
anda mengasumsikan cerita nyata di atas. Yang jelas cara mengajar
mereka acak-acakan, tidak paham harus memulai dari mana untuk
mengajar, muter-muter sesuai dengan pemahamannya sendiri tanpa sadar
tugasnya adalah memahamkan mahasiswanya, banyak curhat tentang
kehebatanya, keluarganya, anaknya yang pada intinya tidak ada
hubunganya dengan mata kuliah, dll.
Dan
ada satu kelakuan yang sangat tidak dibenarkan dalam dunia pendidikan
dan sangat harus di hindari oleh para pengajar yaitu Like-Dislike
atau bahasa kerennya pilih kasih. Pernah dengar slogan iklan parfum
“awalnya begitu memukau, selanjutnya terserah anda.”
Inilah sifat yang pasti dimiliki oleh orang-orang yang tidak pernah
mengenyam ilmu keguruan dan ilmu pendidikan. Mereka (yang tidak tahu
ilmu keguruan dan ilmu pendidikan) pasti tidak bisa obyektif, menilai
kemampuan siswa dengan tidak murni. Karena kecampuran dengan perasaan
ː̗(^▽^)ː̖
(cie perasaan). Mahasiswa yang berjurusan pendidikan pasti sangat
mudah menghadapi pengajar seperti ini. Cukup dengan jangan absen dan
sok peduli. Gampang kan! Nilai pasti jaminan bagus deh. Pasti! Saya
sudah buktikan berkali-kali.
Guru/Dosen
adalah orang tua kedua bagi siswanya. Maka jangan sampai pengajar
malah mengibarkan bendera perang dengan anak didiknya. Pendidikan ini
tidak akan menjadi baik dengan pengajar yang mengajak bermusuhan atau
mempermalukan anak didiknya.
0 comments:
Posting Komentar