kita
mungkin pernah nemu jenis dosen yang kayak gini, yang dalam keadaan
sadar atau ga sadar minta menangnya sendiri. Bahkan seperti lupa
perna menjadi mahasiswa.
A : Kamu itu Mahasiswa! Ada
“maha”nya. Seharusnya kamu itu !@#$%/?^&*...etc
B : Iya, Bu. Mau saya tadi
begitu. Tapi ternyata mesin printnya ngadat, belum lagi macet dan
ujan, jilidnya antri .....etc
A : Alah,
Gak usah banyak alasan kamu, kan semua itu
bisa direncanakan toh!
B : ._. (Tetap Tuhan penentunya, Bu)
Kadang ada juga yang horor.
A : Kamu kurang ini, ini, dan
ini. Seharuusnya kamu begini, begini, begini....ect.(Komplit). Segera
revisi biar gak lupa!
B : Iya Bu, pasti langsung saya
revisi.
(A few minutes, after revision)
B : Sudah selesai, Bu.
(dengan PDnya)
A : Loh, kok begini. Siapa yang nyuruh kamu ngerjain
kaya gini? Saya gak pernah ajarkan seperti ini, kan? Kamu revisi
lagi!
B : ´(⊙_⊙)`
(suprised! Kaget, dan Merinding. Sambil berbisik
ke teman sebelah)
Bro, beberapa menit lalu elu liat
wanita yang lagi bicara ama gue gak?.
Ada juga yang judes.
A : Kamu itu kurang belajar dan
berusahanya.
(karna satu kesalahan langsung main justifikasi)
B : oh
Itu, soalnya tadi ....
A : Gak usah curcol kamu!
(langsung memotong pembicaraan)
B : (T^T)
cry, menangis
Siapa
sih yang mau salah? Kita sudah berusaha banget padahal. Cuma satu
kesalahan seolah salah total.
Sebagai
mahasiswa terkadang kita tidak tidur, lupa sarapan, lari-larian,
ngantri, dll untuk memperjuangkan kemauan dosen. Tapi dosen tak
pernah mau tau duka mahasiswanya. Sedangkan setiap kali dosen berbuat
salah hanya berkata
Maaf
ya, saya sedang ada urusan. (padahal cuma
lagi liat youtube di Kantornya)
Maaf,
saya kemarin lupa. (Padahal sudah 2 minggu
menyerahkan proposalnya)
Maaf,
saya tidak bisa hari ini. (Padahal cuma lagi
mainan HP sampai sore)
Maaf,
saya sedang keluar kota. (Padahal barusan
kepergok 2 kali di Kampus)
Pasal
berapa? PERDA yang mana? atau Undang-undang butir keberapa? yang
mengatur ketidak adilan ini? Mahasiswa harus pengertian kepada dosen
dan dosen tidak perlu pengertian kepada mahasiswa. Dosen selalu benar
dan mahasiswa selalu salah.
Allah
menitipkan kisah untuk setiap hambanya itu gak selalu sama. Karena
itu semena-mena terhadap orang lain juga tidak selalu tepat. Sehingga
Allah menciptakan yang namanya empati, untuk digunakan saat mendengar
celetukan curcol
saudara kita. Beberapa dari mereka bahkan tidak butuh solusi atau
nasihat, terkadang mereka cuma butuh empati. Toh empati itu Allah
kasih ke kita gratis, ketika kita memberi empati ke orang lain pun
tidak lantas membuat kita miskin.
0 comments:
Posting Komentar