Tiba-tiba pengen tahu tentang stasiun nganjuk hehe, penyebabnya adalah karena ketemu wanita cantik dari nganjuk. ~XD
Stasiun Nganjuk (sta.NJ) terletak di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Tepat di sebelah Kiri Jalan Negara antara SB-YK, memang Jalur Kereta yang melewati daerah Nganjuk tepatnya setelah sta.BN sampai sta. BGR adalah sejajar dengan jalan Negara SB-YK. Kelas Stasiun ini (mungkin) adalah kelas 2, yang setiap hari dilalui oleh banyak rangkaian Kereta Api Jarak Jauh dari SB, ML, KD tujuan YK, BD, JAKK, GMR, PSE, PDL dan sebaliknya, baik kelas Argo, Eksekutif, Bisnis dan Ekonomi Jarak Jauh. Kereta Yang melalui sta.NJ antara lain Argo Wilis, Sancaka, Bima, Turangga, Bagunkarta, Mutiara Selatan, Madiun Ekspress, Gajayana, Pasundan, Matramaja, Brantas, Kahuripan, Gaya Baru Malam Selatan, Sri Tanjung, dan Logawa. Sehingga operasional PPKA di sta. NJ adalah 24 Jam sehari...
Tapi sayangnya, dari banyaknya Kereta Api yang melaluinya dari Argo sampai Ekonomi, hanya Kereta Ekonomi Jarak Jauh dan 2 Rangakaian Ka Non-Ekonomi (Bangunkarta & Mutiara Selatan) yang berhenti di sta. NJ, sungguh sayang. Sta. NJ memiliki 1 spoor lurus (spoor 3) dan 2 spoor belok (spoor 1-2), nyaris setiap hari hanya spoor 3 yang dipakai untuk dilalui kereta, dan sesekali waktu bila terjadi persilangan Kereta maka yang digunakan adalah Spoor 3 & 2. Arsitektur Bangunan bagian depan sudah mengalami renovasi & pemugaran walaupun masih tetap ada nuansa arsitektur Belanda, sedangkan Kanopi (atap) spoor dan Kantor Distrik Jalan-Rel disamping sta.NJ masih terlihat kental dengan gaya Belanda. selain itu Ruang Tunggu di Sta.NJ berada di teras dalam dan diantara spoor 1 & 2. Mungkin Hanya di Sta. NJ saja yang memakai selasar spoor untuk ruang/kursi tunggu penumpang karena Teras dalam sta.NJ sangat terbatas dan sempit.
Ada cerita Sejarah yang berkaitan antara Sta.NJ dengan Kabupaten Nganjuk. Dahulu sebelum Jalur Kereta Api YK-SB dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda, Pusat pemerintahan Kabupaten Nganjuk berada di daerah Brebek (sekarang di Ds. Brebek Kec. Brebek). Setelah Jalur Kereta Api dan Sta.NJ selesai dibangun dan beroperasi, Kepala Daerah (Bupati) Nganjuk saat itu, memutuskan untuk memindahkan Pusat Pemerintahan dan Ibukota Kabupaten Nganjuk dari daerah Brebek ke Pusat Kota Nganjuk sekarang. Alasan pemindahan tersebut adalah pertimbangan ekonomi dan politik pada masa kolonial Belanda, karena pada masa kolonial Belanda, Kereta Api adalah Jenias Angkutan Utama untuk Barang dan Penduduk. Sehingga saat ini Pendopo dan Alun-Alun Kabupaten Nganjuk tepat berada disisi Selatan Sta.NJ , hanya berjarak 500 Meter (karena padatnya Perumahan dan Perkantoran, sekarang Pendopo dan Alun-Alun Kabupaten Nganjuk tidak bisa langsung dilihat dari sta.NJ). Prosesi dan Ritual Pemindahan kabupaten Nganjuk dari Brebek menuju Nganjuk Kota, sampai sekarang terus diperingati oleh Pemkab dan Masyarakat Nganjuk pada setiap tahunnya. Kegiatan tersebut sering disebut masyarakat sebagai Ritual Boyongan Bupati, dari Brebek menuju Nganjuk Kota, sejauh hampir 10 KM
Kopas dari Semboyan35.com
0 comments:
Posting Komentar