Kamis, 22 Mei 2014

Wisata Petik Jeruk

Postingan ini melanjutkan postingan yang berjudul Anam's Birthday. Jika belum membacanya klik di sini

Setelah prosesi acara ultahnya mas anam yang seru banget, kita langsung menuju ke Wisata Petik Jeruk. Saya pinjam motornya Linda. Saya berkendara sendirian, yang artinya saya tidak dapat mendokumentasikan perjalanan ke Wisata Petik Jeruk. Yang jelas, selama perjalanan pemandanganya bagus banget.

Setiap rencana memang ada faktor yang menggagalkannya, termasuk rencana kami untuk mengunjungi Wisata Petik Jeruk kali ini. Acara kami ini hampir gagal karena adanya jalan ditutup oleh petugas Dinas Perhubungan Kampung (maksutnya Linmas Kampung, tapi biar keren saya panggil petugas Dishub aja hehe). Untung saja, salah satu dari petugas Dishub Kampung itu memberi kami saran untuk ke Wisata Petik Jeruk yang lain. Kami diperintahkan untuk mengikuti pengendaraan motor yang kebetulan lewat membawa rumput. Kata petugas Dishub kampung tersebut, orang yang mencari rumput itu adalah salah satu anak buah dari pemilik kebun jeruk. Dan akhirnya, daripada acara kami gagal, sebaiknya kami ikuti saran petugas Dishub tersebut.

Ucapan petugas Dishub itu ternyata benar, Hem..., betapa senangnya hati kami. Bibir kami mulai merekah karena kami merasa sedang berada di jalan kebenaran (Ais.... Jalan kebenaran, kaya agama aja, maksutnya tidak sesat gitu deh.). Akhirnya kami melihat plakat yang bertulis "Pengurus Petik Jeruk" dan backgroundnya gambar jeruk minim jeruk (bukannya iklan loh ya!)

Kami meminta izin untuk diantarkan ke kebun jeruk mereka, orangnya sangat baik banget lagi. kami diberi satu keranjang dua dua pisau untuk keperluan bunuh diri, ehh keperluan petik jeruk maksutnya. Woaw..., ternyata jarak antara rumah dan kebun mereka lumayan jauh juga, jalannya juga kecil banget.

Saat mengendarai motor, dari jauh saya melihat pemilik kebun jeruk membuka pintu gerbang kebunnya (sebenarnya cuma pintu pagar dari bambu sih, tapi lagi-lagi biar keren saya sebut Pintu Gerbang, lagi pula malu dong! Wisata kok masuk pagar kandang ayam). Setelah saya masuk gerbang tersebut asri banget (maklum, orang kota jarang liat daun.)

Ketika di lokasi petik jeruk yang kami lakukan adalah kelakuan TIDAK MAU RUGI BAYAR. Hem..., bisa dibayangkan kan apa yang kami lakukan? Kami memetik secara acak dalam jumlah banyak, memanjat, memotong kan ranting-ranting, bahkan sebagian prilaku merusak pohon juga kami lakukan (tapi tidak sengaja), sebagian bertugas mencari jeruk dan sebagian bertugas mencicipi rasa jeruk. Bahkan saya dengan Fandi sempat keluar dari batas wilayah kebun petik jeruk, saking pingin dapat yang warna kuning soalnya hhe.

Berikut adalah dokumentasi para juri yang sedang beraksi mencicipi jeruk.

Tukang jagal jeruk yang biasanya jeruk makan jeruk.

After look for orange (gak kalah mesrah kan, walaupun aku sedikit agak jijik)

Untuk foto-foto yang lain nyusul yah :) lagi lemot kagak karuan nih ... please wait a view minute

0 comments: