Alun-Alun Kota Malang

Alun-alun Kota Malang yang terus berbenah.

Gunung Banyak

Gunung Banyak lebih dikenal dengan nama Paralayang, Batu

Perhutani

Hutan Milik Perhutani Kab. Malang

Pelatihan SAR

Pelatihan dari tim tanggap bencana kota Malang

Jalan-jalan sore

Setelah seharian kuliah, kami putuskan untuk jalan-jalan sebentar.

Wisata Petik Jeruk

Di Wisata Petik Jeruk ini, pengunjung diperkenankan seperti pemilik kebun sendiri.

Terimakasih sudah berkunjung

Saya ucapkan terimakasih sudah berkunjung ke blog saya, mohon maaf jika banyak kurangnya dalam blog ini. Saya sangat berharap kritik dan saran dari Anda.

Selasa, 23 Juni 2015

For My Laptop 1

Hai Top! apa kabar? Batrai kamu rusak ya!? Maaf banget ya Top. Aku belum dapat kerja Top, maksutnya belum punya duwit. Sabar ya Top, pokoknya tetap temani aku terus.
Oh iya Top, hari ini itu hari pertama puasa loh. Tepatnya hari kamis, 18 Juni 2015. Kalau sholat trawihnya udah dari kemarin. Aku ingin dalam bulan Ramadhan tahun ini bisa khatamkan Al Qur’an secara bacaan dan makna. Aku pengen ibadah tertib, sholat malam yang tertib, banyak berdo’a dan tidak takabur. Pokoknya semua kegiatan yang bertujuan mendekat kepada Allah.
Aku sangat butuh keajaiban Top. Kamu percaya keajaiban gak, Top? Percaya atau nggak sih terserah personalnya ya Top. Yang jelas kalau aku sih percaya banget Top. Dan keajaiban itu adalah pertolongan Allah yang hanya bisa didapat melalui Takorub illallah. Mumpung Ramadhan Top, semua amalan dilipatkan oleh Allah. Semoga saja dalam bulan yang barokah ini aku bisa mendekatkan diri kepada Allah.
Oh iya Top, tadi itu aku ada mata kuliah drama loh! Semua temenku lucu-lucu dan keren-keren aktingnya sip lah pokoknya. Emm entah perasaanku saja atau memang nyata, kayaknya semua teman-temanku sangat marah kepadaku. Tapi biarin deh. kalaupun memang mereka bener-bener ngambek ke aku, itu mungkin karna memang aku bener-bener salah di mata mereka. Di sini, dari hati saya mohon maaf dan ampun kepada semua teman-teman saya yang hatinya sudah tersakiti oleh tingkah saya. Saya sangat memohon sekali. Saya betul-betul menyesal. Tapi setiap tindakan saya adalah pilihan yang pasti beresiko. Dan saya sangat punya alasan-alasan untuk mengambil resiko itu. Saya sangat menyadari bahwa every one only look my outside. Tapi tidak pernah mengeti sedikitpun atau bahkan tidak mau tahu Inside dari diri dan kehidupan saya. Dan yang lebih mengesalkan, sifat barusan itu adalah manusiawi.
Jika diuraikan seperti berikut:
  • Setiap manusia pasti punya masalah.
  • Setiap masalah adalah manusiawi.
  • Setiap orang tidak mau tahu dengan masalah orang lain.
Sudah bisa menganalogi? Atau mengkorelasikan secara biasa? Setahu saya hal ini adalah kutukan bagi setiap manusia modern. Yaitu setiap manusia punya masalah dan dia tidak peduli dengan perasaan orang yang memiliki masalah. Padahal dia juga punya masalah dan merasa terbebani dengan masalah.
Keren kan Top! Itulah manusiawi yang wajar tapi aneh hehe Bayangkan saja kalau setiap manusia selalu bisa memberi keringanan kepada setiap manusia yang lain. Pasti tangan Allah turut campur di dalamnya.
Udah dulu ya Top. Rencananya, tadi sih mau curhat sambil ngabuburit. Tapi waktu sangat cepat banget sih. Ya udah deh. Bye-bye top. Thanks udah nemenin ngabuburit di awal puasa ini.
Assalamu alaikum.

Selasa, 09 Juni 2015

Not Important

22:31, Minggu, 07 Juni 2015
Tulisan ini memang tidak penting sekali, sejak awal saya himbau untuk tidak membacanya. Karna buang-buang waktu saja. Saya berani bersumpah kalau tulisan ini tidak penting. Mending baca artikel-artikel yang lain saja :D. Suwerrr nulisnya tuh sambil ngelantur.
Sadar ataupun tidak sadar saya sedang menata diri. Yang paling saya sadari adalah saya ingin perfect. Bahkan saya masih mencari jati diri. Saya sangat merasa jauh dari dewasa.
Setiap malam saya selalu teringat kejadian seharian penuh, bahkan semua kejadian yang sudah lewat. Contohnya malam ini, saya sangat ingat dengan seorang perempuan yang bertugas melayani validasi pembayaran mahasiswa. Beliau masih muda sekali, mungkin baru berumur 29 tahunan. Saya teringat beliau bukan karna tertarik lawan jenis atau kecantikanya. Tapi karna saya diomelin dengan sangat ketus. Padahal saya hanya menanyakan informasi mengenai kegiatan kampus.
Saya memang suka protes dan mengomel. Cara pandang sayapun berbeda dengan kebanyakan laki-laki. Hufz, saya sampai bingung harus meniru kesempurnaan mereka.
Berikut kata-kata yang sangat saya ingat dari para cendikiawan.
“aku ngantuk didongengin”
“Protesan”
“Move topic yuk”
“Urusan orang”
Saya sangat menyadari sekali bahwa teman-teman yang berada di sekitar saya sangat tidak nyaman dengan keberadaan saya. Mungkin bukan hanya saya, tapi hampir semua orang juga bisa merasakan seperti itu.

Semoga saya bisa menjadi pribadi sebelumnya—diam.

Potong Rambut


Remembrance jum’at pagi, 22 Mei 2015
Rambut saya waktu itu sudah sangat panjang sekali. Sekitar pukul 10:23 saya putuskan untuk menuju tukang pangkas rambut langganan saya. Kebetulan tukang pangkas rambut ini adalah tetangga yang sudah sangat akrab sekali dengan saya. Kami sama-sama satu kampung tapi berbeda gang dan beda wilayah administrasi RT/RW. Kami sangat akrab karena kami sering bertemu di majelis-majelis pengajian. Walaupun begitu hingga detik ini saya belum tahu siapa nama asli beliau. Teman-teman sering memanggil beliau dengan panggilan akrab—Pak Zen.
Sesampainya di tempat Pak Zen, saya langsung mengucapkan salam sambil berjalan masuk menghampiri jabatan tangan beliau. Beliau mempersilahkan saya antri dengan menyuguhi air mineral dan beberapa koran terbitan terbaru. Seketika saya langsung membolak-balik lembar demi lembar koran. Sedang asiknya saya membaca koran tiba-tiba terdengar teriakan.
Ayo, Luk!” Pak Zen memanggil, ternyata sudah giliran saya.
Reflek menoleh dan tangan saya otomatis melipat koran dengan lihai bahkan tanpa melihatnya. Saya langsung berdiri dan menuju kursi eksekusi rambut. Pak Zen langsung memasang rompi cukur ketika saya telah duduk. Pak Zen sangat hafal gaya rambut yang saya inginkan. Seketika terdengar suara mesin cukur.
Kata bapakmu, rambut kamu banyak yang rontok ya?” ucap Pak Zain sambil mengeluskan mesin cukur ke kepala saya.
Iya pak, kata bapak sih karena lambungku yang lagi bermasalah”
Memangnya lambungmu kenapa?” serius memandang kepalaku.
Asam lambungnya tinggi banget mungkin pak, soalnya tiap hari keruyukan terus walau udah makan banyak”
Ngomong aja kalau gampang lapar” Pak Zen meledek.
Beneran itu Pak” saya menyeru.
Bener-bener lapar! Rambut rontok itu ya karna stres lah”
Stres karna apa juga pak!” saya menegas.
Ya karna pengen nikah”
Gak kepikiran nikah cepet kok pak!”
Coba aja nikah, pasti rambutmu gak akan rontok.”

Walah, kalau dilanjutkan pasti tambah gak karuhan percakapan saya dengan Pak Zain. Dari percakapan saya dengan Pak Zain maka saya menyimpulkan kalau perawakkan saya ini terlihat sudah pantas kalau mau nikah. Hehe simple conclusion.